Disetrap Fariz
Sore ini saya memang berencana mengajak FaFa keluar jika cuaca cerah. Tujuan utama membeli celana untuk mereka berdua. Celana panjang Fariz sudah banyak yang congklang, sedangkan Faza entah bagaimana minggu ini sudah dua celana panjang yang bolong dengkulnya. Kebutuhan yang cukup mendesak.
Bertiga kita pergi ke Grossestrasse, salah satu tempat perbelanjaan di Vechta. Setelah mendapatkan pilihannya masing-masing, FaFa langsung minta pulang (seperti umumnya cowok, mereka paling males diajak jalan keluar masuk toko).
Ketika mengambil sepeda, saya sempat bertanya pada Fariz route pulangnya. Dia bilang, "Cari jalan lain aja Buk, beda dengan tadi...". "Oke, kita ambil jalan lurus ya?". Dan dia pun sepertinya setuju.
Separo jalan, Faza sudah tertidur di becak. Justru Fariz mulai kak-kok kak-kok, protes kenapa tidak belok di depan Spielzeugladen. Lho, gimana sih? Tadi katanya setuju ambil jalan lurus. Saya coba untuk cuek sambil meneruskan perjalanan. Waduh, makin pusing saya dengan nge-rap-nya itu (Fariz itu cepet sekali kalau ngomong Jerman. Saya baru mikir kalimat pertama, dia sudah selesai tiga kalimat. Duh...).
Sekitar 100 meter sebelum sampai rumah, saya hentikan sepeda. Fariz juga ikut berhenti. Bla... bla... bla... bla... sama-sama saling mempertahankan pendapat. Saya bertahan pada persetujuan awal, sedang Fariz bertahan bahwa saya tidak mendengar(kan) ketika dia minta belok. Akhirnya, "Oke, kita balik lagi... Kamu di depan, terserah mau jalan kemana". Saya pikir, nggak papalah masih sore ini. Sekalian menyalurkan energi *).
Eh... bener deh, dia balik lagi. Dan bener-bener balik ke Grossestrasse lagi. Wow, gile beneeeer.... Alhasil, perjalanan pulang dari membeli celana itu memakan waktu sekitar 4 x 15 menit. Ha ha ha... pegel juga lho...
Begitu sampai rumah, sambil nyengir dia bilang, "Anstrengend ne?" (melelahkan ya?). "Ah, nggaaak... nggaaaaak...." tapi jawabnya sambil gondok... hi hi...
*) Karena musim dan cuaca, tidak setiap hari anak-anak bisa bergerak/bermain di luar rumah. Jika kurang gerak, malam hari mereka seperti kelebihan energi. Gedebak-gedebuk tidak karuan, gaduh dan berisik sekali.
<< Home