di Vechta: Elterntreffen

Sonntag, Juli 03, 2005

Elterntreffen

Menjelang berakhirnya tahun pelajaran, sekolah mengadakan pertemuan antara guru, orang tua dan murid.
Elterntreffen Di Kindergarten Faza

Di Kindergarten Faza, diawali dengan kunjungan ke kantor polisi. Sekitar jam tiga sore kita berkumpul di pelataran parkir kantor polisi. Anak-anak memakai topi polisi hasil karya mereka sendiri. Topi hijau dengan sebuah bintang perak di tengahnya.

Dialog interaktif antara polisi dan anak-anak terjalin bagus di situ. Ketika ditanya, profesi apakah yang mempunyai mobil dan seragam dinas yang khas. Hampir semua anak tunjuk tangan.

"Yak, kamu...", tunjuk Bapak Polisi yang mendampingi anak-anak.
"Pemadam kebakaran", jawab Jan.
"Betul sekali. Kalau kamu?", sambil menunjuk anak yang lain.
"Polisi", jawab Kim
"Iya, tepat sekali. Kalau kamu apa?", pada anak yang lain lagi.
"Pemadam kebakaran", jawab Meik.
"Iya, betul... sama seperti jawaban temanmu tadi. Nah, kalau kamu apa?", tanyanya lagi.
"Polisi", jawab Niklas, anak yang lebih kecil.
"Iya... tapi tadi sudah", kata Pak Polisi dengan sabar.
Hahaha.... dari sekian banyak anak yang tunjuk tangan ternyata jawabannya cuma dua itu. Kalau tidak pemadam kebakaran ya polisi. Rupanya, kalau belum ditunjuk mereka tidak menurunkan tangan meskipun jawabannya sudah disebutkan sebelumnya.
Kemudian rombongan dibagi dua kelompok, masing-masing 10 orang anak beserta (salah satu) orang tuanya. Kita termasuk kelompok kedua, jadi sementara waktu menunggu di pelataran parkir.
Sambil menunggu, seorang petugas mengenalkan beberapa kendaraan polisi dan fasilitas di dalamnya. Motor, mobil, juga warna baru yang menjadi ciri khas Polisi di Jerman. Sebelumnya warna khas polisi di Jerman adalah hijau. Secara bertahap akan berganti warna menjadi biru, warna khas Polisi Uni Eropa. Sementara ini yang sudah biru penuh baru di Hamburg. Vechta baru sebagian kendaraan saja. Seragamnyapun masih hijau.
Setelah kurang lebih limabelas menit asyik dengan kendaraan polisi, tibalah saatnya kita masuki kantornya. Wah, ada apa saja ya di sana?
Pertama kita diantar ke ruang depan, tempat pengaduan. Wah, dilengkapi kaca anti peluru... rapat, membatasi ruang dalam dan luar. Berbicara lewat mikrofon dan menyerahkan sesuatu lewat semacam laci dari besi. Anak-anak semakin bersemangat untuk bertanya.
Ruang berikutnya adalah ruang tahanan. Faza sampai heran, kok ada ruangan kecil (sekitar 3x3 meter persegi) dan nggak ada apa-apanya. Setelah dijelaskan kalau ruangan itu untuk penjahat yang baru ditangkap jadi tahu dia, kenapa jendelanya diatas, kenapa diberi terali, kenapa pintunya tebal sekali, dsb.
Berikutnya ruang untuk tes alkohol, kemudian diteruskan ke ruangan foto dan sidik jari. Setelah bla-bla-bla dijelaskan tentang kegiatan di ruangan itu, anak-anak antusias sekali antri ikutan 'cap jempol'.
Ruangan terakhir yang kita kunjungi berisi statistik angka kejahatan dan kecelakaan di Vechta. Sehubungan dengan itu petugas menekankan tentang pentingnya keamanan berkendara. Jika mengendarai sepeda harus mengenakan helm, jika mengendarai mobil harus duduk di Kindersitz dan mengenakan sabuk pengaman, dsb.
Anak-anak sangat antusias, juga para orang tua. Kesempatan bagus untuk bertanya langsung pada petugas. Pertanyaan apa saja akan dijawab dengan jelas dan gamblang. Wah, jadi tambah pengetahuan nih...

Setelah kurang lebih satu setengah jam di kantor polisi, kita bersama-sama menuju Kindergarten. Acara selanjutnya adalah Grillen...
Sambil menunggu Wurst (sosis)-nya dibakar, kita para orang tua duduk-duduk sambil berjemur (duh, tambah gosong deh saya...). Anak-anak asyik bermain-main. Faza dan beberapa orang temannya memilih Matsch, mainan pasir campur air. Oleh gurunya disuruh telanjang kaki semua hehe...
Baru kali ini, acara Grillen menyebalkan. Wurst-nya jelas nggak bisa kita makan karena aus Schwein. Dan setelah melihat-lihat salatnya... sama saja, nggak ada yang bisa dimakan. Kebanyakan mereka membawa salat kentang dan ada salaminya. Ada juga sih yang pake telur, tapi karena nggak yakin mendingan nggak ikut makan deh. Paling Faza tuh, makan rotinya doang... (hihi... kasihan dikau Za...).
Tadinya rencana kita cuma mau ikut ke kantor polisi, habis itu pulang. Tapi Faza ngotot pengen ikutan ke Kindergarten bersama teman-temannya. Ya udah, dan beginilah jadinya... kelaparan...
Elterntreffen di Sekolahnya Fariz.
Pertemuan akhir tahun di sekolah Fariz, terutama dari kelasnya Fariz, sekaligus untuk perpisahan dengan guru kelasnya. Gurunya Fariz ini kebetulan mendapat tempat mengajar di sekolah yang dekat dengan rumahnya di Oldenburg. Jadi tidak perlu lagi menempuh jarak jauh Oldenburg-Vechta. Hemat energi...
Acaranya Grillen juga. Selain membawa daging untuk dibakar kemudian dimakan sendiri, kita juga membawa salat untuk dimakan bersama-sama. Wah, susah nih kalau alatnya dipakai bareng-bareng. Jadi, selain membawa pecel (sebagai Indoneschische Salat) saya membawa sosis yang sudah saya goreng di rumah.
Wah, ternyata tidak seperti dugaan saya semula. Sekolah Fariz ini kan untuk semua agama dan kepercayaan, jadi banyak orang Turki (juga Mesir atau Arab) yang menyekolahkan anaknya di situ. Mereka membawa alat grill sendiri... dagingnya tidak bakal tercampur dengan daging yang tidak bisa kita makan. Amaaan.... Malah kita dapat rejeki, sate ala Turki.
Anak-anak? Mereka sih asik sendiri... selesai makan langsung mainan di luar. Ada matahari, sayang kalau bermain di dalam ruangan.
Pecelnya? Hihi, tidak laku... Barangkali rasanya aneh dan tidak cocok untuk lidah mereka. Saya memang sengaja tidak membuat banyak. Jadi begitu tidak habis, bisa saya habiskan berdua dengan suBapak di rumah.