di Vechta: Lukisan Awan

Sonntag, Juli 10, 2005

Lukisan Awan

Siang yang panas dan kering. Sambil tiduran di balik bayang-bayang pohon yang rindang saya menikmati semuanya. Hembusan angin sepoi-sepoi, kicauan burung-burung, dan satu lagi... lukisan awan di atas sana.
Lukisan yang tidak pernah diam. Perlahan-lahan bergerak bersama angin yang juga membentuknya. Kadang terurai sedikit, seperti kuas yang menggores panjang. Makin lama makin tipis, kemudian menghilang...
Tidak lama kemudian datang lagi, dengan gambar yang lain lagi. Seperti slide show yang memutar gambar demi gambar dengan langit sebagai latarnya. Dua warna, biru dan putih... tapi memberi banyak warna imajinasi.
Lukisan yang indah. Lukisan yang hanya bisa dinikmati, tanpa bisa saya buat sendiri.

Seperti juga saya. Gambar demi gambar kehidupan terlampaui. Datang dan pergi, tanpa pernah saya ketahui gambar apa lagi yang akan saya temui esok hari.
Hari ini, sebelas tahun yang lalu. Saya bukan lagi saya sendiri. Saya sudah menjadi kami. Dan kami kini bukan dua lagi. Di tahun kedua menjadi tiga. Di tahun keenam menjadi empat. Akankah menjadi lima? Enam? Atau tujuh seperti angan-angan saya dulu?
Hari ini, di usia kembar pertama ini. Di sebuah tempat yang dalam mimpi pun belum pernah saya jumpai. Tapi hari ini saya benar-benar berada di sini. Bukan mimpi.
Hari ini, saya sampai di sini. Di sepuluh juli yang entah sampai kapan akan kami lalui. Semoga masih banyak gambar-gambar yang lain lagi.
Hari ini, besok dan besoknya lagi... Semoga masih ada pagi dan matahari. Menjumpai tahun kembar kedua, ketiga, keempat, kelima...
Semoga...