Legoland
-bagian ketiga-
Hari Minggu, pagi-pagi sekali anak-anak sudah bangun dengan badan segar. Lebih bersemangat karena obyek kita hari ini ke Legoland, Guenzburg.
Dengan menempuh 1,5 jam lebih perjalanan kereta, disambung bus 10 menit sampailah kita di tempat tujuan (kaget juga Bayern Ticket berlaku untuk Wochenende, asik... lebih murah dibanding WET sih). Sampai sana... brrr, kok dingin banget? Apa karena tempatnya terbuka ya, jadi terasa lebih dingin? Agak risih juga sih, masak kita brukut sementara orang lain sudah terbuka gitu. Cueklah, daripada ntar masuk angin.
Dengan menempuh 1,5 jam lebih perjalanan kereta, disambung bus 10 menit sampailah kita di tempat tujuan (kaget juga Bayern Ticket berlaku untuk Wochenende, asik... lebih murah dibanding WET sih). Sampai sana... brrr, kok dingin banget? Apa karena tempatnya terbuka ya, jadi terasa lebih dingin? Agak risih juga sih, masak kita brukut sementara orang lain sudah terbuka gitu. Cueklah, daripada ntar masuk angin.
Di depan pintu gerbang
SuBapak antri tiket masuk, saya mencoba mempelajari peta lokasi. Mencoba mencocokan apa yang sudah dilihat dari internet sekaligus membuat prioritas. Mana yang harus kita dahulukan, mana yang bisa santai-santai. Film dan pertunjukan yang jamnya sudah tertentu masuk prioritas pertama, kemudian arena yang sekiranya akan diantri banyak orang prioritas kedua, keliling Miniland prioritas ketiga (mumpung belum terlalu capek), dst.
Hmm... ternyata Legoland tidak terlalu luas... kayaknya bisa deh, ngerasain semua (pengalaman di Disneyland nih, takut waktunya habis hanya untuk antri). Tapi ini kan belum Sommer, jadi pengunjung juga belum begitu banyak.
Jam sepuluh gerbang dibuka, kita langsung menuju belakang, Lego Imagination. Antri Tret-O-Mobil, naik ke Aussichtsturm sambil melihat pemandangan dari atas, dst.Setengah jam sebelum pemutaran Film, kita langsung ke Lego Studio. Masih ada waktu, sempet masuk arena Wellenreiter. Muter sekali trus... lariiii.... hi hi, waktunya tinggal 10 menit. Wah, kalau Sommer nggak mungkin seperti ini.... harus antri dengan setia he he...
Saat menonton show adalah saat untuk mengistirahatkan kaki. Duduk manis sambil menikmati pertunjukan. Untung banget kita memutuskan mengunjungi Lego Deutschland (bukan di Billund-Denmark yang lebih dekat dari Vechta). Kenapa? Bahasanya itu... Show-nya kan memakai bahasa setempat, bahasa Denmark mana kita tahu.
Tapi memang mengagumkan, kreatif sekali. Dari jauh sih 'cuma' kelihatan bagus, setelah dekat... alamaaaak, semuanya dari Legostein. Di Miniland saya sampai terbengong-bengong, indah bangeeeet... Masuk di Lego Fabrik baru ketahuan kalau jenisnya itu ada buanyaaaak buanget. Masing-masing beda bentuk, ukuran dan warna, juga punya nomor seri sendiri-sendiri. Yang gila lego pasti pahamlah.
Sayangnya Fariz nggak berani naik Bionicle. Padahal katanya arena ini baru ada di Lego Deutschland aja (kayaknya pernah deh lihat di Galileo saat peluncuran perdananya). Berhubung takut ya... nggak bisa dipaksalah, ntar malah kenapa-kenapa. Padahal di Feuerdrache (model achterbahn yang meliuk-liuk) Fariz malah minta tambah dua kali.
Selama di Legoland ini FaFa mana sempat mengeluh capek, lapar juga nggak. Makan siang aja musti dipaksa-paksa karena sudah jam 2. Tapi kalau anak-anak seneng kita juga ikut seneng kok. Ibuknya nih, bolak-balik menantang Fariz naik ini dan itu (Faza masih terbatas, umur juga tinggi badan). Padahal sendirinya yang pengen he he... untung Fariznya tertantang, jadi mau juga... kloplah... hi hi...
Puas berkeliling, semua sudah dimasuki dan dinaiki (kecuali satu atau dua yang memang nggak mau atau takut), kita cabut jam enam sore. Masih sejam lagi sih tutupnya, tapi kita nggak mau resiko kehilangan kereta terakhir ke Muenchen.
Tschuessie Legoland... auf wiedersehen....
-posting berikutnya, liburan hari ketiga-
<< Home